Menurut Pengadilan Eropa, Super League memiliki potensi menjadi alternatif kompetisi, dan larangan yang diberlakukan oleh UEFA dan FIFA dianggap melanggar hukum persaingan Uni Eropa. Pasca-putusan ini, sejumlah klub terkemuka Eropa secara aktif mengekspresikan penolakan terhadap European Super League.
Atletico Madrid menjadi klub pertama yang menyatakan penolakan, dengan mengungkapkan bahwa keluarga sepak bola Eropa secara keseluruhan tidak mendukung Super League.
Manchester United juga mengonfirmasi penolakan mereka terhadap Liga Super Eropa, menegaskan komitmen penuh mereka untuk berpartisipasi dalam kompetisi UEFA dan menjalin kerja sama positif dengan UEFA, Premier League, dan klub-klub lain melalui ECA.
Bayern Munchen, sebagai raksasa Liga Jerman, juga menolak untuk bergabung dengan kompetisi yang digagas oleh duo Spanyol, Madrid dan Barcelona.
CEO Bayern, Jan Christian Dreesen, menyatakan bahwa meskipun mengamati keputusan Pengadilan Eropa, posisi klub dan ECA tetap kuat dalam menentang kompetisi semacam itu, yang dianggap sebagai ancaman terhadap liga nasional dan struktur sepak bola Eropa.
Keputusan penolakan pun diambil oleh sejumlah klub lainnya, termasuk Sevilla, Borussia Dortmund, Copenhagen, Paris Saint-Germain, AS Monaco, Feyenoord Rotterdam, Real Sociedad, Inter Milan, dan AS Roma.
Sementara itu, UEFA merespons dengan tenang, menegaskan bahwa keputusan pengadilan bukanlah dukungan terhadap Super League dan menyatakan komitmen mereka untuk menjaga piramida sepak bola Eropa serta terus membentuk model olahraga Eropa secara bersama-sama dengan berbagai pihak terkait.